Senin, 11 Oktober 2010

entah apa ini

*surat untuk aya*

ku menyadari kini kenistaanku
ku coba mengerti mengapa begitu
tiada sempat ku mencari rintihan untuk menghalangi kau pergi
menjauh dariku

berduka lara aku setiap saat
ingin berbicara biarpun sendirian
tiada mesti ku mau bicara
meski akhirnya ku tetap menderita

di setiap pelukan malam
hanya berteman suara hati
kepiluan tak henti melanda diri
menanyakannya namun ku tak mengerti

kesedihan masih menyiksa
menanti yang sudah tak pasti
sungguh masih terasa sakitnya
semasa mengingat kekukuhanmu

ku ayunkan buaian cinta di pohon duka
daunnya yang berguguran menyatakan aku tetap merindu
sedang tangisan d jiwa tiada berirama
namun hati ini tak jua berhenti bercerita tentangmu

aku kan tetap pandangi jalanmu

1 komentar:

  1. Kepada jiwa-jiwa yg sengsara karna rindu,
    ku alirkan bulir-bulir air mata berupa do'a, untuk-ku dan kalian...
    Kar'na kita bersama, senasib dalam rindu memenggal syahdu...

    BalasHapus

terima kasih kami ucapkan...