Dear kasihku...
malam ini akan terlahir kalimat-kalimat dari rahim kesepian yang disetubuhi oleh malam. Maka aku meminta maaf terlebih dahulu karena tak punya cara untuk mengirimkan surat ke alamatmu yang entah di mana. Mungkin kau masih di sana, terselip di antara barisan jarak dan waktu sebagai sebuah bingkisan cantik dari Tuhan.
Kasihku...
baru kali ini aku merasa dinding tak punya telinga, atau dia hanya pura-pura tuli dan menjadi dingin karena muak mendengar semua keluh-kesahku selama ini. Maka aku ingin menuliskan secarik surat untukmu. Sebuah surat tanpa balasmu yang akan kubacakan di luar jendela kamarku. Sebab angin adalah tukang pos yang bersedia menyampaikannya kapan dan di mana saja kau berada. Semoga sampai ia ke jendela telingamu, tempat di mana kelak kubisikkan lembut suara semesta pagi, sampai di beranda mimpimu tempat aku mengecupkan selamat malam dan berjaga, atau mungkin sesekali kau mengajakku ke dalam untuk memelukmu sepanjang malam.
Kasihku...
ku berharap, suatu saat nanti kita akan menempati sebuah rumah yang dibangun oleh jerih cinta yang ingin menjaga. Rumah yang akan memberimu atap dari panas dan hujan, dan kelak akan kubuat wadah di telapak tanganku untuk menampung anak-anak bening yang jatuh dari mendung di matamu.
Kasihku...
kita tak perlu rumah dengan dua lantai yang terdapat balkon untuk kita berbaring berdua menatap bintang. Sebab ranjang kita adalah balkon tempat kita melihat bintang begitu dekat. Ya, kasihku, di kamar kita akan terbiasa membintangkan tatapan, dan aku akan senantiasa menjadi bulan yang menyempurnakan mata bintangmu.
Kasihku...
kelak di rumah kita tak perlu ada perapian. Sebab di sana kita akan belajar memberi dekapan hangat yang lebih hangat dari baju hangat. Sebab pada dekapku kau akan merasakan hangat secukup dan seutuhnya.
Kasihku...
kelak akan kita buat halaman di belakang rumah. Tak perlu terlalu besar, hanya untuk tempat anak-anak kita bermain di antara cinta dan doa yang kita tanam dan tumbuh sebagai bunga. Dan daun-daun yang luruh akan menumbuhkembangkan cinta dan doa
kita di sana.
Kasihku...
malam semakin puncak, dan aku harus terlelap memimpikanmu. Suatu hari secarik surat ini akan sampai pada alamatnya, tentang kerinduanku yang diabadikan oleh jejak-jejak pena untukmu.
selamat malam kekasih, semoga senantiasa Tuhan menjagamu di sana untukku.
so sweet.....
BalasHapusduh...